Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah bentuk ketidakmampuan anak yang
ciri-cirnya antara lain : kurang perhatian, hiperaktif, dan implusif.
Anak
yang memilki gangguan ini akan kurang perhatiannya, sulit untuk berkonsentrasi
pada satu hal dan mungkin cepat bosan saat mengerjakan tugas yang diberikan. Anak
juga akan menunjukkan level hiperaktivitas yang tinggi dan hampir selalu
bergeraksetiap saat. Anak juga akan bersifat implusif yaitu sulit untuk
mengendalikan reaksinya dan gampang untuk bertindak tanpa pikir panjang.
Anak
yang menujukkan gejala ADHD bisa didiagnosis sebagai :
1.
ADHD dengan kecendrungan lebih pada kurang
perhatian.
2.
ADHD dengan kecendrungan lebih hiperaktif/implusif.
3. ADHD dengan kecendrungan baik itu kurang perhatian
maupun hiperaktif/implusif.
Tanda-tanda
ADHD dapat muncul sejak usia prasekolah. Orang tua dan guru prasekolah dan
taman kanak-kanak mungkin bisa mengetahui bahwa ada anak yang sangat aktif dan
konsentrasinya kurang. Banyak anak ADHD sulit untuk diatur, kurang toleransi
terhadap frustasi, dan punya masalah dalam berhubungan dengan teman sebaya. Karakteristik
umun lainnya adalah ketidakdewasaan.
Meskipun
karakteristik ADHD sering kali muncul pada usia prasekolah, namun sering kali
mereka baru terlihat pada usia SD. Meningkatnya tuntutan akademik dan sosial
dalam sekolah formal, dan standar yang lebih ketat dalam kontrol prilaku,
sering akan mengungkapkan adanya problem ADHD pada diri anak. Guru sekolah
biasanya melaporkan anak dalam keadaan ini sulit bekerja secara independen,
mengerjakan tugas, dan mengelola tugas. Mereka juga sering kelihatan ribut dan
tidak fokus.
Problem
ADHD dulu dianggap akan berkurang saat anak masuk ke usia remaja, tetapi kini
diyakini bahwa hal itu sangat jarang terjadi.
Perkiraan menunjukkan bahwa ADHD hanya menurun sekitar sepertiga dimasa
remaja. Problem ini bahkan terus berlanjut hingga masa dewasa.
Sebab utama ADHD sampai saat ini belum
ditemukan. Namun, ada beberapa pendapat tentang penyebabnya seperti rendahnya
level neurotransmitter, abnormalitas prenatal, dan abnormalitas postnatal. Hereditas
juga munkin berperan karena 30-50% dari anak ADHD punya saudara atau orang tua
yang mengalami gangguan serupa.