YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Senin, 17 Juni 2013

Bermain


“BERMAIN”
KEGIATAN MASA KANAK-KANAK AWAL

Masa kanak-kanak awal disebut dengan tahap mainan, karena pada tahap ini hampir semua permainan menggunakan mainan. Banyak orang yang menggagap bermain merupakan pembuangan waktu saja. Mereka merasa waktu untuk bermain lebih baik digunakan untuk mempelajari sesuatu yang berguna untuk mempersiapkan diri ke kehidupan dewasa. Namun,  bermain pada masa kanak-kanak awal merupakan “kegiatan yang serius” yang merupakan bagian penting dari perkembangan pada masa kanak-kanak awal. Disaat anak-anak bermain, mereka bisa menunjukan kesenangan dan emosi mereka, mereka juga dapat belajar pada saat mereka bermain.  Mereka akan belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain bahkan dunianya.

·        Pengertian Bermain 
Bermain adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh anak kecil,yang  juga dapat memberikan kontribusi dalam bidang perkembangan. Bermain juga dapat diartikan sebagai aktivitas social yang paling dominan pada masa kanak-kanak awal. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjelajahi dunia mereka dan mengartikan pengalaman mereka tersebut sesuai dengan pengertian dasar dari tingkatan mereka sendiri.

·   Tipe Permainan
Tipe permainan ini terdiri atas 4 katagori yaitu :
1.  Permainan fungsional ( functional play)
Bentuk permainan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, pada permainan ini dilibatkan gerakan otot yang berulang. Seperti, melompat, berlari, menendang bola,melempar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan keterampilan motoris. Permainan ini biasanya dilakukan saat anak-anak berumur 1-2 tahun.
2.  Permainan konstruktif (constructive play)
Permainan ini mengandung penggunaan objek atau benda untuk membuat sesuatu. Contohnya kegiatan menggambar dengan krayon yang mengunakan krayon dan kertas gambar sebagai materialnya,  menyusun balok-balok, bermain puzzle, dan sebagainya. Permainan ini biasanya dilakukan ketika anak-anak berusia 3-6 tahun.
3.  Permainan sandiwara (pretend play)
Permainan ini dimainkan pada saat usia 3-7 tahun.Permainan ini dapat disebut juga sebagai permainan fantasi, permainan drama, atau permainan imajinatif. Biasanya permainan sandiwara ini meningkat pada usia prasekolah dan menurun pada usia sekolah. Dalam permainan ini anak-anak mencoba berbagai macam peran, berhadapan dengan berbagai situasi, pemahaman terhadap sudut pandang orang lain, dan mengkonstruksikan gambaran dunia social. Misalnya, seorang anak mengimajinasikan dirinya sebagai seorang superhero, atau memaikan boneka seperti sesuatu yang hidup dan memiliki karakternya masing- masing. Anak-anak yang bermain imajinatif seperti ini  cendrung berkerja sama dengan orang lain, lebih popular, dan lebih menyenangkan. Sedangkan anak-anak yang lebih banyak menonton televisi cendrung untuk tidak bermain secara imajinatif, karena mereka terbiasa untuk menyerap citra pasif dibandingkan mengumpulkan citra dari dalam diri mereka sendiri.
4.   Permainan formal dengan aturan
Permainan ini merupakan permainan yang terorganisir dengan berbagai prosedur yang telah diketahui dan memiliki hukumannya sendiri. Seperti, permainan petak umpet, bermain gundu, bermain kartu, sepak bola, dan lain-lain. yang memiliki aturannya masing-masing. Permainan ini dimainkan saat anak-anaj berusia 6-11 tahun.

·        Enam kategori permainan sosial dan nonsosial menurut parten :
1.   Prilaku tidak tetap ( unoccupied behavior)
Dalam tipe ini anak tidak bermain tetapi memperhatikan segala sesuatunya dengan ketertarikan sesaat.
2.   Prilaku menonton (onlocker behavior)
Pada kategori ini anak melihat dan memperhatikan anak-anak lain bermain. Anak dalam kategori ini ikut berbicara, mengajukan pertanyaan, ataupun memberikan saran kepada anak-anak yang bermain, tetapi tidak ikut pada aktivitas permainan tersebut. Mereka cendrung mengamati anak-anak lain daripada melihat sesuatu yang menarik.
3.   Permainan menyendiri (solitary independent play)
Dalam permainan ini, anak dalam suatu kelompok cendrung bermain sendiri dengan mainan yang berbeda-beda dengan anak lain yang ada di dekatnya dan mereka tidak berusaha untuk mendekat satu sama lain, sehingga tidak terjadi kontak diantara mereka dan mereka tidak peduli dengan apapun yang terjadi.
4.   Permainan parallel (parallel play)
Dalam permainan ini, anak-anak bermain di tengah-tengah anak yang lain, dengan mainan yang sama, tetapi tidak memainkannya dengan cara yang sama  dengan anak lain yang ada di dektanya. Pada permainan ini juga tidak terjadi kontak diantar anak-anak tersebut dan mereka juga tidak mencoba mempengaruhi permainan anak-anak lain.
5.   Permainan assosistif (associative play)
Pada saat permainan ini dilakukan, anak-anak bermain bersama anak-anak yang lain dan salin meminjamkan mainan mereka. Setiap anak bermain dengan cara yang mirip. Setiap anak bertindak sesuai dengan keinginannya dan lebih tertarik untuk bermain bersama anak-anak yang laindibandingakan bermain sendirian.
6.   Permainan kooperatif (cooperative play)
Dalam permainan ini, anak bermain secara berkelompok yang terorganisasi, dengan kegiatan-kegiatan konstruktif, setian anak juga mempunyai perannya masing-masing. Dalam klelompok ini aka nada satu atau dua orang anak yang menjadi pemimpi dan mengarahkan kegiatan  mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar