“BERMAIN”
KEGIATAN
MASA KANAK-KANAK AWAL
Masa kanak-kanak awal disebut
dengan tahap mainan, karena pada tahap ini hampir semua permainan menggunakan
mainan. Banyak orang yang menggagap bermain merupakan pembuangan waktu saja.
Mereka merasa waktu untuk bermain lebih baik digunakan untuk mempelajari
sesuatu yang berguna untuk mempersiapkan diri ke kehidupan dewasa. Namun, bermain pada masa kanak-kanak awal merupakan
“kegiatan yang serius” yang merupakan bagian penting dari perkembangan pada
masa kanak-kanak awal. Disaat anak-anak bermain, mereka bisa menunjukan
kesenangan dan emosi mereka, mereka juga dapat belajar pada saat mereka
bermain. Mereka akan belajar tentang
diri mereka sendiri, orang lain bahkan dunianya.
·
Pengertian Bermain
Bermain adalah suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh anak kecil,yang juga
dapat memberikan kontribusi dalam bidang perkembangan. Bermain juga dapat
diartikan sebagai aktivitas social yang paling dominan pada masa kanak-kanak
awal. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk menjelajahi
dunia mereka dan mengartikan pengalaman mereka tersebut sesuai dengan pengertian
dasar dari tingkatan mereka sendiri.
·
Tipe Permainan
Tipe
permainan ini terdiri atas 4 katagori yaitu :
1. Permainan
fungsional ( functional play)
Bentuk
permainan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, pada permainan ini
dilibatkan gerakan otot yang berulang. Seperti, melompat, berlari, menendang
bola,melempar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan keterampilan motoris.
Permainan ini biasanya dilakukan saat anak-anak berumur 1-2 tahun.
2.
Permainan konstruktif (constructive play)
Permainan
ini mengandung penggunaan objek atau benda untuk membuat sesuatu. Contohnya
kegiatan menggambar dengan krayon yang mengunakan krayon dan kertas gambar sebagai
materialnya, menyusun balok-balok,
bermain puzzle, dan sebagainya. Permainan ini biasanya dilakukan ketika
anak-anak berusia 3-6 tahun.
3. Permainan
sandiwara (pretend play)
Permainan
ini dimainkan pada saat usia 3-7 tahun.Permainan ini dapat disebut juga sebagai
permainan fantasi, permainan drama, atau permainan imajinatif. Biasanya
permainan sandiwara ini meningkat pada usia prasekolah dan menurun pada usia
sekolah. Dalam permainan ini anak-anak mencoba berbagai macam peran, berhadapan
dengan berbagai situasi, pemahaman terhadap sudut pandang orang lain, dan
mengkonstruksikan gambaran dunia social. Misalnya, seorang anak
mengimajinasikan dirinya sebagai seorang superhero, atau memaikan boneka
seperti sesuatu yang hidup dan memiliki karakternya masing- masing. Anak-anak
yang bermain imajinatif seperti ini
cendrung berkerja sama dengan orang lain, lebih popular, dan lebih
menyenangkan. Sedangkan anak-anak yang lebih banyak menonton televisi cendrung
untuk tidak bermain secara imajinatif, karena mereka terbiasa untuk menyerap
citra pasif dibandingkan mengumpulkan citra dari dalam diri mereka sendiri.
4.
Permainan formal dengan aturan
Permainan
ini merupakan permainan yang terorganisir dengan berbagai prosedur yang telah
diketahui dan memiliki hukumannya sendiri. Seperti, permainan petak umpet,
bermain gundu, bermain kartu, sepak bola, dan lain-lain. yang memiliki
aturannya masing-masing. Permainan ini dimainkan saat anak-anaj berusia 6-11
tahun.
·
Enam
kategori permainan sosial
dan nonsosial menurut parten :
1.
Prilaku tidak tetap ( unoccupied behavior)
Dalam
tipe ini anak tidak bermain tetapi memperhatikan segala sesuatunya dengan
ketertarikan sesaat.
2.
Prilaku menonton (onlocker behavior)
Pada
kategori ini anak melihat dan memperhatikan anak-anak lain bermain. Anak dalam
kategori ini ikut berbicara, mengajukan pertanyaan, ataupun memberikan saran
kepada anak-anak yang bermain, tetapi tidak ikut pada aktivitas permainan
tersebut. Mereka cendrung mengamati anak-anak lain daripada melihat sesuatu
yang menarik.
3.
Permainan menyendiri (solitary independent play)
Dalam
permainan ini, anak dalam suatu kelompok cendrung bermain sendiri dengan mainan
yang berbeda-beda dengan anak lain yang ada di dekatnya dan mereka tidak
berusaha untuk mendekat satu sama lain, sehingga tidak terjadi kontak diantara
mereka dan mereka tidak peduli dengan apapun yang terjadi.
4.
Permainan parallel (parallel play)
Dalam
permainan ini, anak-anak bermain di tengah-tengah anak yang lain, dengan mainan
yang sama, tetapi tidak memainkannya dengan cara yang sama dengan anak lain yang ada di dektanya. Pada
permainan ini juga tidak terjadi kontak diantar anak-anak tersebut dan mereka
juga tidak mencoba mempengaruhi permainan anak-anak lain.
5.
Permainan assosistif (associative play)
Pada
saat permainan ini dilakukan, anak-anak bermain bersama anak-anak yang lain dan
salin meminjamkan mainan mereka. Setiap anak bermain dengan cara yang mirip.
Setiap anak bertindak sesuai dengan keinginannya dan lebih tertarik untuk
bermain bersama anak-anak yang laindibandingakan bermain sendirian.
6.
Permainan kooperatif (cooperative play)
Dalam
permainan ini, anak bermain secara berkelompok yang terorganisasi, dengan
kegiatan-kegiatan konstruktif, setian anak juga mempunyai perannya
masing-masing. Dalam klelompok ini aka nada satu atau dua orang anak yang
menjadi pemimpi dan mengarahkan kegiatan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar