Tipe-Tipe
Gangguan Somatoform
1)
Pain Disorder
Pada pain disorder, penderita
mengalami rasa sakit yang mengakibatkan ketidakmampuan secara signifikan, faktor psikologis diduga memainkan peranan
penting pada kemunculan, bertahannya dan tingkat sakit yang dirasakan. Pasien
kemungkinan tidak mampu untuk bekerja dan menjadi tergantung dengan obat pereda
rasa sakit. Rasa nyeri yang timbul dapat berhubungan dengan konflik. Diagnosis akurat mengenai pain disorder
terbilang sulit karena pengalaman subjektif dari rasa nyeri selalu merupakan
fenomena yang dipengaruhi secara psikologis, dimana rasa nyeri itu sendiri
bukanlah pengalaman sensoris yang sederhana, seperti penglihatan dan
pendengaran.
2)
Body Dysmorphic Disorder
Pada
body dysmorphic disorder, individu diliputi dengan bayangan mengenai kekurangan
dalam penampilan fisik mereka, biasanya di bagian wajah, misalnya kerutan di
wajah, rambut pada wajah yang berlebihan, atau bentuk dan ukuran hidung. Wanita
cenderung pula fokus pada bagian kulit, pinggang, dada, dan kaki, sedangkan
pria lebih cenderung memiliki kepercayaan bahwa mereka bertubuh pendek, ukuran
penisnya terlalu kecil atau mereka memiliki terlalu banyak rambut di tubuhnya
(Perugi dalam Davidson, Neale, Kring, 2004). Beberapa individu yang mengalami
gangguan ini secara kompulsif akan menghabiskan berjam-jam setiap harinya untuk
memperhatikan kekurangannya dengan berkaca di cermin. Ada pula yang menghindari
cermin agar tidak diingatkan mengenai kekurangan mereka. Beberapa bahkan mengurung diri di rumah untuk
menghindari orang lain melihat kekurangan yang dibayangkannya. Hal ini sangat
mengganggu dan terkadang dapat mengerah pada bunuh diri, seringnya konsultasi pada dokter bedah
plastik dan beberapa individu yang mengalami hal ini bahkan melakukan operasi
sendiri pada tubuhnya.
BDD muncul kebanyakan pada wanita, biasanya
dimulai pada akhir masa remaja, dan biasanya berkaitan dengan depresi, fobia
social, gangguan kepribadia (Albertini
& Philips daam Davidson, Neale, Kring, 2004).
3)
Hypochondriasis
Hypochondriasis
adalah gangguan somatoform dimana individu diliputi dengan ketakutan memiliki
penyakit yang serius dimana hal ini berlangsung berulang-ulang meskipun dari
kepastian medis menyatakan sebaliknya, bahwa ia baik-baik saja. Gangguan ini
biasanya dimulai pada awal masa remaja dan cenderung terus berlanjut. Dalam teori disebutkan bahwa mereka bersikap
berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak
jantung yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, rasa sakit,
sakit perut, sebagai bukti dari kepercayan mereka. Hypochondriasis seringkali
muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan dan mood.
4)
Conversion disorder
Pada
conversion disorder, gejala sensorik dan motorik, seperti hilangnya penglihatan
atau kelumpuhan secara tiba-tiba, menimbulkan penyakit yang berkaitan dengan
rusaknya sistem saraf, padahal organ tubuh dan sistem saraf individu tersebut
baik-baik saja. Aspek psikologis dari gejala conversion ini ditunjukkan dengan
fakta bahwa biasanya gangguan ini muncul secara tiba-tiba dalam situasi yang
tidak menyenangkan. Biasanya hal ini memungkinkan individu untuk menghindari
beberapa aktivitas atau tanggung jawab atau individu sangat ingin mendapatkan
perhatian.
Gejala
conversion biasanya berkembang pada masa remaja atau awal masa dewasa, dimana
biasanya muncul setelah adanya kejadian yang tidak menyenangkan dalam hidup.
Prevalensi dari conversion disorder kurang dari 1 %, dan biasanya banyak
dialami oleh wanita. Conversion
disorder biasanya berkaitan dengan diagnosis Axis I lainnya seperti depresi dan
penyalahgunaan zat-zat terlarang, dan dengan gangguan kepribadian (Binzer, Anderson&Kullgren, 1996;Rechlin,
Loew&Jorashky, 1997 dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
5)
Somatization Disorder
Menurut
DSM-IV-TR kriteria dari somatization disorder adalah memiliki sejarah dari
banyak keluhan fisik selama bertahun-tahun; memiliki 4 gejala nyeri, 2 gejala
gastrointestinal, 1 gejala sexual, dan 1 gejala pseudoneurological. Gejala-gejala yang timbul tidak disebabkan
oleh kondisi medis atau berlebihan dalam memberikan kondisi medis yang dialami.
Prevalensi dari somatiation disorder diperkirakan kurang dari 0.5% dari populasi Amerika, biasanya lebih sering muncul pada wanita, khususnya wanita African American dan Hispani. Pada pasien yang sedang menjalani pengobatan medis. Prevalensi ini lebih tinggi pada beberapa negara di Amerika Selatan dan di Puerto Rico. Somatizaton disorder biasanya dimulai pada awal masa dewasa (Cloninger et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
Prevalensi dari somatiation disorder diperkirakan kurang dari 0.5% dari populasi Amerika, biasanya lebih sering muncul pada wanita, khususnya wanita African American dan Hispani. Pada pasien yang sedang menjalani pengobatan medis. Prevalensi ini lebih tinggi pada beberapa negara di Amerika Selatan dan di Puerto Rico. Somatizaton disorder biasanya dimulai pada awal masa dewasa (Cloninger et al., dalam Davidson, Neale, Kring, 2004).
6)
Sindrom Koro dan
Sindrom Dhat
Sindrom
koro
itu adalah gangguan somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di Cina,
dimana orang takut bahwa alat genital mereka akan mengerut. Sindrom koro adalah kecemasan takut bahwa alat genitalnya akan mengerut. Tanda-tanda
fisiologis kecemasan yang medekati proposi panic, mencakup keringat yang berlebihan , tidak
dapat bernafas, dan jantung berdebar-debar.
Sindrom
dhat
adalah gangguan somatoform yang terkait budaya, ditemukan terutama di antara
pria Asia India, yang ditandai oleh ketakutan yang berlebih akan kehilangan air
mani. Pria dengan sindrom ini juga percaya bahwa air mani bercampur dengan
urine dan dikeluarkan saat buang air kecil. Ada keyakinan yang tertersebar luas
dalam budaya India yaitu bahwwa hilangnya air mani merupakan sesuatu yang
berbahaya karena mengurangi energi mental dan fisik tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar